The whale shark near the surface of Paradise Bay
Teluk Cendrawasih - Papua
Salah satu hal yang paling dinantikan di Teluk Cendrawasih adalah perjumpaan dan interaksi dengan raksasa bawah laut, yaitu hiu paus yang ramah, sebab perjumpaan dengan ikan hiu paus menjadi impian para penyelam.
Salah satu hal yang paling dinantikan di Teluk Cendrawasih adalah perjumpaan dan interaksi dengan raksasa bawah laut, yaitu hiu paus yang ramah, sebab perjumpaan dengan ikan hiu paus menjadi impian para penyelam.
Teluk Cendrawasih merupakan Taman Laut terbesar di Indonesia dan telah ditetapkan sebagai Taman Nasional yang perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika di Papua.
Lokasi Taman Nasional Teluk Cendrawasih terletak pada sebuah teluk yang dikelilingi beberapa pulau, di antaranya adalah Pulau Biak, Pulau Yapen, dan daratan utama Pulau Papua. dan masuk di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua.
Teluk Cendrawasih juga memiliki pemandangan yang lebih beragam dengan daya pikat utamanya melihat langsung hiu paus. Kawasan ini meliputi 18 pulau dengan panjang garis pantai sekira 500 kilometer. Seluruh kawasan cagar lautnya menjadi habitat berbagai jenis burung dan satwa laut, seperti remis raksasa, kura- kura, hiu, penyu, lumba-lumba dan dugong.
Di kawasan Teluk Cendrawasih, hiu paus sering muncul ke permukaan dan terbiasa berinteraksi dengan nelayan. Umumnya mereka muncul di sekitar bagan (rumah terapung tempat menangkap ikan) yang banyak ditemukan di sepanjang perairan Kwatisore.
Teluk Cendrawasih juga menjadi tempat bagi empat jenis penyu yang dilindungi, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Namun mengapa para wisatawan lebih memilih berwisata ke Raja Ampat dari pada berwisata ke Teluk Cendrawasih ?
Memang tidak dapat dipungkiri secara fakta bahwa pengelolaan Teluk Cendrawasih sebagai destinasi wisata kurang dilaksanakan secara optimal oleh pihak Pengelola - Teluk Cendrawasih; Hal ini terbukti terjadinya Aksesibilitas yang cukup rumit dan kurang tersedianya fasilitas wisata yang standar di Teluk Cendrawasih.
Dan untuk menuju lokasi Teluk Cendrawasih dari Kwatisore, wisatawan harus menyewa kapal kayu, membayar Rp 1 juta. sedangkan dengan kapal cepat tarifnya sewanya Rp 3 juta per trip. Sebelum berwisata, pelancong harus membayar tiket masuk. Wisatawan asing dikenakan tarif Rp 15.000 per orang, dan wisatawan lokal hanya Rp 1.500 per orang.
Tarif snorkeling Rp 30.000 per jam per orang dan menyelam Rp 40.000 per jam per orang, untuk wisatawan lokal. Sementara wisatawan asing, Rp 40.000 per jam per orang untuk snorkeling dan Rp 50.000 per jam per orang untuk menyelam.
Tentunya bila tujuan Taman Nasional Teluk Cendrawasih tidak hanya berfungsi sebagai cagar alam saja namun juga bertujuan untuk dapat mendatangkan wisatawan, maka tentunya pengelolaan Taman Nasional Teluk Cendrawasih harus dilakukan secara lebih 'profesional' dari aspek bisnis - nya, bila hal ini tidak segera dilakukan maka potensi wisata yang dimiliki Taman Nasional Teluk Cendrawasih tidak memberikan dampak ekonomis bagi pemerintah daerah dan penduduk lokal secara khusus dan bagi bangsa Indonesia secara umumnya.
Bukti paling nyata saat sekarang ini adalah : tidak ada satupun Agen Tour & Adventure yang mempromosikan Taman Nasional Teluk Cendrawasih sebagai salah satu product wisata yang meraka tawarkan di media massa.
Sungguh .............................! sayang sekali.
Potensi Taman Nasional Teluk Cendrawasih tetap dapat anda nikmati pesona dan potensinya silahkan hubungi kontak
Soboalas Services |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar